MENGOPTIMALKAN PERANAN
MANAJEMEN MELALUI
KOORDINASI, DELEGASI,
DAN WEWENANG
Indah Suprihatin Ahmad Hasanudin
Imlia Rufaida Novi Agestince Rizky Nur Kholifah.
JL.Kalimantan No.37 Kampus Tegal
Boto Jember
S1
MANAJEMEN
ABSTRAK
Manajemen merupakan suatu proses yang merencanakan,
mengoorganisasikan, memimpin dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan
menggunakan semua sumberdaya organisasi untuk mencapai suatu sasaran organisasi
yang sudah ditetapkan.di dalam manajemen ada 3 hal yang penting yang harus di
lakukan untuk mengoptimalkan efektifitas suatu perusahaan,3 hal tersebut adalah
koordinasi,delegasi dan wewenang. Koordinasi merupakan proses pengintegrasian
tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah
(depertemen atau bidang-bidang fungsional)
selain itu wewenang juga sangat berpengaruh dalam mengatur suatu
organisasi hal ini dikarenakan wewenang
adalah hak yang dimiliki oleh atasan untuk melakukan atau tidak melakukan tugas
demi tercapainya kegiatan-kegiatan pada depertemen atau bidang-bidang
fungsional selain itu wewenang juga
sangat berpengaruh dalam mengatur suatu organisasi hal ini dikarenakan wewenang adalah hak yang
dimiliki oleh atasan untuk melakukan atau tidak melakukan tugas demi
tercapainya tujuan organisasi tersebut. Delegasi merupakan pelimpahan wewenang
dan tanggung jawab formal kepada orang lain untuk melaksanakan kegiatan
tersebut. Ketiga hal tersebut saling berkaitan dan menentukan berhasil atau
tidaknya suatu organisasi.
Kata kunci :
koordinasi, delegasi, dan wewenang.
PENDAHULUAN
Manajemen adalah seni
mengorganisasikan,mengatur,memimpin,merencanakan dan mengendalikan suatu
organisasi. ilmu manajemen banyak di gunakan dalam mengelola suatu perusahaan,
di dalam ilmu manajemen terdapat pembelajaran – pembeljaran,bagaimana cara
mengelola suatu perusahaan dengan efisien, cara pngendalian tersebut dikenal
dengan koordinasi,delegasi dan wewenang. Ketiga hal tersebut sangat penting
dilakukan dalam suatu perusahaan, hal ini bertujuan untuk memaksimalkan kinerja
perusahaan untuk memperoleh profit yang sebesar – besarnya.
PEMBAHASAN
Koordinasi
·
Di dalam administrasi, koordinasi bersangkutpaut
dengan penyerasian serta penyatuan tindakan dari sekelompok orang (William H.
Newman)
·
Koordinasi adalah penyerasian yang teratur usaha-usaha untuk
menyiapkan jumlah yang cocok menurut mestinya, waktu dan pengarahan pelaksanaan
hingga menghasilkan tindakan-tindakan harmonis dan terpadu menuju sasaran yang
telah ditentukan. (george R. Terry)
·
Koordinasi adalah proses pemaduan sasaran dan kegiatan
dari unit-unit kerja yang terpisah untuk dapat mencapai tujuan organisasi
secara efektif. (James AF Stoner)
·
Koordinasi merupakan aktifitas dan fungsi manajemen yang dilakukan
untuk mengusahakan terjadinya kerjasama yang selaras dan tertib mengarah pada
tercapainya tujuan organisasi secara menyeluruh (Syamsi, 1994)
·
Menurut Suganda (1991) dan Handoko (1997) adalah
proses penyatu-paduan sasaran dan berbagai kegiatan dari berbagai unit yang
terpisah (bagian atau bidang fungsional) dari suatu organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi secara efisien.
·
Koordinasi menurut beberapa pakar seperti Leonard D.
White, Henry Fayol, George R. Terry, dan james D. Mooney. Menurut D. white,
koordinasi adalah penyesuaian diri dari masing-masing bagian pada waktu yang
cocok sehingga dengan demikian masing-masing bagian dapat memberikan sumbangan
terbanyak pada keseluruhan hasil. Sedangkan menurut Henry Fayol, mengkoordinasi
berarti mengikat bersama, menyatukan dan menyelaraskan semua kegiatan dan
usaha.Dapat disimpulkan bahwa koordinasi adalah suatu usaha kerja sama atau
proses pengintergrasian antar unit, bidang atau departemen untuk mencapi suatu
tujuan secara efisien.Tanpa koordinasi setiap individu, bagian, unit atau
departemen akan kehilangan pegangan dalam menjalankan organisasi.
Unsur – Unsur Koordinasi
Menurut
Terry unsur organisasi adalah usaha-usaha sinkronisasi yang teratur (orderly
synchronization of effort), pengaturan waktu (timing) dan terpimpin
(directing), harmonis (harmonious)serta tujuan yang ditetapkan (Started
objective).Menurut James D. Money unsure organisasi adalah susunan yang teratur
dari usaha kelompok (orderly arrangement of group effort), kesatuan tindakan
(unity of action), serta tujuan bersama (common purpose).
Menurut
sugandha(1991) unsur yang terkandung dalam usaha koordinasi terdiri dari
1. Unit-unit atau organisasi-organisasi
2. Sumber-sumber (potensi)
3. Kesatu-paduan
4. Gerak kegiatan
5. Keserasian
6. Arah yang sama (sasaran)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa unsur koordinasi pada dasarnya
meliputi:
1. Kepemimpinan
2. Kesatu-paduan
3. Sinkronisasi
4. Kepentingan dan tujuan bersama
Tujuan Koordinasi
·
Mensinkronisasikan dan menyelaraskan kegiatan dan
tujuan masing-masing bidang atau unit kerja
·
Dapat menghindarkan dari penyimpangan tugas dan
sasaran
·
Mencegah pemborosan, menghemat pembiayaan, waktu,
tenaga dan material
·
Menghindari kekosongan dan tumpang tindih pekerjaan
·
Mengintergrasikan tindakan dan pemanfatan unsur
manajemen kearah sasaran organisasi
Macam – Macam Koordinasi
·
Koordinasi vertikal : adalah koordinasi dari atasan ke
bawahan, pengarahan dilakukan atasan terhadap unit-unit kerja yang berada di
bawah wwenang dan tanggung jawabnya.
·
Koordinasi horizontal : koordinasi antara organisasi
yang mempunyai kedudukan sejajar
·
Koordinasi diagonal : koordinasi diantara organisasi
yang bukan merupakan antara atasan dan bawahan.
Syarat – Syarat Koordinasi
Agar koordinasi dapat dilakukan dengan mudah diperlukan beberapa
syarat yang harus dipenuhi
·
Perasaan untuk bekerjasama
·
Adanya rasa persaingan antar bagian sehingga terjadi
perlombaan untuk mencapai kemajuan, hal ini biasanya terjadi di perusahaan
besar.
·
Semangat tim
·
Semangat korps, perasaan menghargai kesatuan atau
organisasi.
Manfaat Koordinasi
Koordinasi sangat diperlukan dalam manajemen, terutama untuk
menyatukan kesamaan pandangan antara berbagai pihak yang berkepentingan dengan
kegiatan dan tujuan organisasi. Koordinasi diperlukan untuk menghubungkan
bagian yang satu dengan bagian yang lain sehingga tercipta suatu kegiatan yang
terpadu mengarah pada tujuan umum lembaga. Tanpa koordinasi, spesialisasi dan
pembagian kerja yang dilakukan pada setiap usaha, kerja samaakan sia-sia karena
setiap bagian cenderung hanya memikirkan pekerjaan atau tugas masing-masing dan
melupakan tujuan lembaga secara keseluruhan.
Melalui koordinasi setiap bagian yang menjalankan fungsi dengan
spesialisasi tertentu dapat disatupadukan dan dihubungkan satu sama lain
sehingga dapat menjalankan peranannya secara baik dalam mewujudkan tujuan
bersama. Koordinasi sangat penting
meningkatkan efesiensi dan efektifitas pencapaian tujuan lembaga. Dengan
demikian, manfaat koordinasi dalam manajemen dapat diidentifikasikan sebagai
berikut:
·
Menghilangkan dan menghindarkan perasaan terpisah satu
sama lain antara atasan dan bawahan.
·
Menghindarkan perasaan atau pendapat bahwa dirinya
atau jabatannya merupakan yang paling penting.
·
Mengurangi dan menghindakan kemungkinan timbulnya
pertentangan antar pejabat dan pelaksana.
·
Menghindarkan timbulnya rebutan fasilitas.
·
Menghindarkan terjadinya peristiwa menunggu yang
memakan waktu lama.
·
Menghindarkan kemungkinan terjadinya kesamaan
pekerjaan sesuatu kegiatan.
·
Menghindarkan kemungkinan terjadinya kekosongan
pekerjaan sesuatu program atau kekosongan pengerjaan tugas oleh para manajer.
·
Menumbuhkan kesadaran tugas oleh para manajer untuk
saling memberikan bantuan satu sama lain terutama bagi mereka yang berada dalam
wilayah yang sama.
·
Menumbuhkan kesadaran para manajer untuk saling
memberitahu masalah yang dihadapi bersama dan bekerjasama dalam memecahkannya.
·
Memberikan jaminan tentang kesatuan langkah di antara
para atasan atau bawahan.
·
Menjamin adanya kesatuan langkah dan tindakan diantara
manajer.
·
Menjamin kesatuan sikap diantara manajer.
·
Menjamin kesatuan kebijaksanaan di antara manajer
dalam wilayah tertentu.
Masalah Pencapaian Koordinasi yang Efektif
Meningkatnya
spesialisasi akan menaikan kebutuhan akan koordinasi. Tapi hal tersebut akan
menyulitkan para manajer dalam mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan khusus pada
bidang atau unit yang berbeda. Menurut Paul R Lawrence dan Jay W. Lorch
terdapat 4 tipe perbedaaan dalam individu maupun departemen-departemen dalam
organisasi yang mempersulit tugas pengkoordinasian, yaitu:
1. Berbeda orientasi terhadap suatu tujuan tertentu. Masing-masing
bagian mempunyai pandangan masing-masing tentang bagaimana mencapai suatu
tujuan.Misalnya saja bagian penjualan berpikir bahwa jenis produk yang
bermacam-macam lebih penting daripada meningkatkan kualitas produk tersebut, bagian
keuangan berpikir tentang pembiayaan yang harus dikendalikan, sedangkan bagian
pemasaran berpendapat bahwa design produk lebih penting.
1. Perbedaan dalam orientasi waktu. Misalnya
manajer produksi akan lebih memprioritaskan penyelesaian masalah yang mendesak.
Bagian penelitian dan pengembangan lebih terlibat dalam masalah-masalah jangka
panjang seperti penelitian tentang produk yang dapat diproduksi atau meneliti
selera konsumen sehingga produk tersebut dapat diterima di masyarakat.
2. Perbedaan dalam orientasi antar pribadi.
Dalam kegiatan produksi yang dituntut cepat dalam pengambilan keputusan yang
dalam hal tersebut diperlukan komunikasi yang lancar, sedangkan bagian
penelitian dan pengembangan dapat lebih santai dan setiap orang mengemukakan
pendapat satu sama lain.
3. Berbeda dalam formalitas struktur. Setiap
bagian atau unit-unit mempunyai standar yang berbeda dalam mengevaluasi
keberhasilan program kerja masing-masing.
Delegasi
Delegasi dalam
bahasa inggris delegation berarti penyerahan wewenang dari atasan kepada
bawahan. Delegasi dapat di definisikan sebagai perlimpahann wewenang dan
tanggung jawab formal kepada orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu.
Delegasi selalu berkaitan erat dengan wewenang, oleh sebab itu maka terdapat
istilah delegasi wewenang. Delegasi wewenang adalah proses dimana para manajer
mengalokasikan wewenang ke bawah kepada orang – orang yang melapor kepadanya.
Ada 4 kegiatan,ketika delegasi di lakukan,yaitu :
1.
Pendelegasian menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada
bawahan.
2.
Pendelegasian melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai
tujuan atau tugas.
3.
Penerimaan delegasi,baik implisit
atau eksplisit,menimbulkan kewajiban atau tanggung jawab.
4.
Pendelegasian menerima pertanggungjawaban bawahan untuk hasil –
hasil yang dicapai.
Efektifitas delegasi merupakan factor utama yang menentukan sukses
dan tidaknya seorang manajer.
Alasan Mengapa
Pendelegasian Harus dilakukan (dampak positivyang di timbulkan dari suatu
pendelegasian)
1.
Pendelegasian memungkinkan manajer dapat mencapai hasil yang lebih
maksimal di bandingkan dengan apabila seorang menejer mengerjakan tugas
tersebut seorang diri.
2.
Delegasi wewenang dari atasan kepada bawahan merupakan proses yang
diperlukan dalam suatu organisasi yang bertujuan
agar organisasi tersebut dapat berfungsi lebih efisien.
3.
Delegasi memungkinkan seorang manajer dapat memusatkan tenaganya
pada tugas – tugas yang lebih di perioritaskan.
4.
Delegasi memungkinkan seorang bawahan untuk tumbuh dan berkembang
menjadi lebih baik,dan dapat di jadikan sebagai sarana untuk belajar dari
kesalahan.
5.
Delegasi di butuhkan untuk pengambilan suatu keputusan,hal ini di
karenakan tidak semua manajer mempunyai kemampuan yang tinggi, kebanyakan
seorang manajer hanya mengetahui “the big picture” tanpa mengetahui hal – hal
yang lebih rinci di dalamnya,dengan adanya pendelegasian maka seorang manjer
dapat bekerja sama dengan bawahannya untuk mengambil suatu keputusan yang benar
– benar tepat.
Pedoman
Klasik untuk Delegasi yang Efektif
Prinsip – prinsip klasik yang dapat
di jadikan dasar untuk delegasi yang efektif, antara lain :
1.
Prinsip Skalar.
Dalam proses pendelegasian harus ada garis wewenang yang jelas dari tingkatan
organisasi yang paling tinggi ke tingkatan yang lebih rendah, dengan adanya
garis wewenang yang jelas maka akan lebih memudahkan bagi setiap anggota untuk
mengetahui jalannya suatu pendelegasian yang di berikan, dan kepada siapa
delegasi tersebut akan di pertanggungjawabkan. Dalam pembuatan garis wewenang
dibutuhkan delegasi penuh,artinya semua tugas organisasi harus di bagi, hal ini
harus di lakukan untuk menghindari adanya (a) gaps,yaitu tugas – tugas yang
tidak di ketahui siapa penangungjawabnya, (b) overlaps, yaitu tanggung jawab
atas tugas yang sama di berikan kepada lebih dari satu individu, dan (c)
splits, yaitu tanggung jawab atas tugas yang sama diberikan kepada lebih dari
satu satuan organisasi. Apabila hal – hal di atas tidak dapat di hindari maka
akan terjadi kesenjangan di dalam suatu organisasi.
2.
Prinsip kesatuan perintah. Prinsip kesatuan perintah menyatakan bahwa setiap bawahan dalam
suatu organisasi harus melapor kepada seorang atasan saja. Pelaporan lebih dari
satu atasan akan menyebabkan seorang individu mengalami kesulitan untuk
mengetahui kepada siapa pertanggung jawaban diberikan dan intruksi mana yang
harus diikuti. Disamping itu bawahan dapat menghindari tanggung jawab atas
pelaksanaan tugas yang di anggap kurang bermutu dengan alasan banyaknya tugas
dari atasan lain.
3.
Tanggung jawab, wewenang dan akuntabilitas. Prinsip ini menyatakan bahwa suatu organisasi di harapkan dapat
menggunakan sumber daya dengan efisien, yaitu dengan
melimpahkan suatu tugas organisasi kepada bawahan yang mengetahui dengan detil
informasi yang berkaitan dengan tugas tersebut. Bagian terpenting dari adalah
tanggung jawab dan wewenang adalah akuntabilitas,yaitu kemampuan seorang
manajer untuk mempertanggungjawabkan tugas yang di kerjakannya dan tugas yang
di kerjakan oleh bawahannya.
Faktor – Faktor yang Mempengarui Seorang Manajer Gagal dalam
Pendelegasian
Delegasi adalah faktor kritis bagi
suatu manajemen organisasi yang efektif, tetapi fakta membuktikan,ada banyak
manajer yang gagal dalam tugas mendelegasian, hal ini di karenakan, antara lain
:
1.
Manajer merasa lebih tinggi kekuasaannya dan lebih berhak mengambil
suatu keputusan.
2.
Manajer tidak siap menghadapi risiko bahwa bawahannya mengerjakan
tugas dengan salah.
3.
Manajer tidak atau kurang mempercayai kinerja bawahannya.
4.
Manajer merasa bahwa bawahannya lebih senang untuk tidak mempunyai
hak dalam pengambilan suatu keputusan.
5.
Manajer takut bahwa bawahanya akan mengerjakan tugas dengan efektif
dan lebih baik dari kinerja manajer,sehingga posisinya akan terancam.
6.
Manajer tidak mempunyai kemampuan manajerial untuk mendelegasikan
tugasnya.
Faktor – Faktor
yang Mempengarui Bawahan Untuk Tidak Menerima Delegasi
Hambatan – hambatan dalam pendelegasian,tidak
hanyya berasal dari seorang manajer, tetapi juga pada bawahan, hal – hal yang
menyebabkan bawahan tidak menerima delegasi,antara lain :
1.
Delegasi berarti bahwa seorang bawahan akan menerima tambahan
tanggung jawab untuk memecahkan suatu permasalahan, faktanya bagi seorang
bawahan akan lebih mudah untuk menanyakan solusi kepada seorang manajer
(atasan) daripada harus membuat suatu keputusan sendiri, hal ini di pengarui
adanya rasa takut bagi seorang bawahan dalam mengambil suatu keputusan yang salah.
2.
Adanya suatu perasaan takut salah dalam mengambil sebuah keputusan
yang pada akhirnya menuai sebuah kritikan.
3.
Banyak bawahan yang kurang mempunyai kepercayaan diri dan merasa
tertekan apabila dilimpahi wewenang untuk membuat suatu keputusan.
Hal – Hal yang
Dapat Dilakukan untuk Menanggulangi Faktor – Faktor Penghambat Delegasi
untuk mengatasi hambatan –hambatan
dalam pendelegasian, maka harus di lakukan cara – cara sebagai berikut :
1.
Adanya kesediaan manajer untuk memberikan wewenang dan kebebasan kepada
bawahannya untuk melaksanakan tugas yang dilimpahkan kepada bawahan.
2.
Manajer harus menerima adanya perbedaan cara pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan bawahannya yang memungkinkan adanya kesalahan yang di
lakukan bawahannya.
3.
Manajer harus memberi kebebasan kepada bawahannya untuk memecahkan
masalahnya sendiri dan belajar dari kesalahan yang sudah pernah dilakukan.
4.
Adanya suatu kesalahan yang dilakukan bawahan,hendaknya tidak
menyebabkan seorang manajer untuk mengurangi delegasi yang diberikan kepada
bawahan,tetapi seorang manajer hendaknya memberikan latihan dan dukungan yang
lebih kepada bawahannya.
5.
Adanya komunikasi antara manajer dan bawahannya akan meningkatkan
saling pengertian dan membuat delegasi lebih efektif.
6.
Manajer yang mengetahui kemampuan bawahannya akan lebih realistis
dalam menentukan tugas – tugas yang dapat dikerjakan oleh bawahannya.
Louis Allen mengemukakan
beberapa teknik khusus untuk membantu seorang manajer melakukan delegasi dengan
efektif, teknik – teknik tersebut,antara lain :
1.
Tetapkan tujuan.
Bawahan harus diberitahu maksud dan pentingnya tugas – tugas yang didelegasikan
kepada mereka.
2.
Tegaskan tanggung jawab dan wewenang. Bawahan harus diberi informasi dengan jelas mengenai apa yang
harus di pertanggungjawabkan dan bagian sumber daya organisasi mana yang
ditempatkan di bawah wewenangnya.
3.
Berikan motivasi kepada bawahan. Manajer dapat memotivasi bawahan melalui perhatian pada kebutuhan
serta tujuan yang akan dicapai.
4.
Meminta penyelesaian kerja. Manajer memberikan pedoman,bantuan informasi kepada bawahan, dan
bawahan harus melaksakan pekerjaan yang telah didelegasikan dengan sungguh –
sungguh.
5.
Berikan latihan.
Manajer perlu mengarahkan bawahan untuk mengembangkan pelaksanaan kinerjanya.
6.
Adakan pengawasan yang memadai. Sistem pengawasan yang terpercaya (seperti laporan mingguan)di
buat agar manjer tidak perlu menghabiskan waktunya dengan memeriksa pekerjaan
bawahan terus menerus.
Pengertian
Wewenang
Wewenang sangat berpengaruh terhadap
berjalannya suatu organisasi, ada 2 pandangan yang saling berlawanan mengenai
sumber wewenang, yaitu teori formal dan teori penerimaan.
1. Teori formal (pandangan klasik). Wewenang merupakan anugerah,
ada karena seseorang diberi, diwarisi atau dilimpahi hal tersebut. Beranggapan
bahwa wewenang berasal dari tingkat masyarakat yang tinggi dan kemudian
diturunkan dari tingkat ke tingkat. Jadi pandangan ini menelusuri sumber
tertinggi dari wewenang ke atas sampai sumber terakhir, dimana untuk organisasi
perusahaan adalah pemilik atau pemegang saham.
2. Teori penerimaan (acceptance theory of authority). Wewenang
timbul hanya jika dapat diterima oleh kelompok atau individu kepada siapa
wewenang tersebut dijalankan. Pandangan ini menyatakan kunci dasar wewenang
oleh yang dipengaruhi (influence) bukan yang mempengaruhi (influencer). Jadi,
wewenang tergantung pada penerima (receiver), yang memutuskan untuk menerima
atau menolak.
Pengertian Wewenang Menurut Beberapa ahli
1. Menurut Louis A. Allen dalam bukunya, Management and
Organization :Wewenang adalah jumlah kekuasaan (powers) dan hak (rights)
yang didelegasikan padasuatu jabatan.
2. Menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel dalam bukunya, The
Principles of Management Authority, wewenang adalah suatu hak untuk memerintah /
bertindak.
3. Menurut G. R. Terry: Wewenang adalah kekuasaan resmi dan
kekuasaan pejabat untuk menyuruh pihak lainsupaya bertindak dan taat kepada
pihak yang memiliki wewenang itu.
4. Menurut R. C. Davis dalam bukunya, Fundamentals of Management
: wewenang adalah hak yang cukup, yang memungkinkan seseorang dapat
menyelesaikansuatu tugas/kewajiban tertentu.
Berdasarkan pengertian para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
wewenang adalah hak yang dimiliki seseorang untuk memerintah orang lain agar
melakukan hal tertentu sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Wewenang
seperti halnya syarat dalam tubuh manusia.Tanpa otak dan syaraf tubuh manusia
tidak dapat berfungsi.
Wewenang terbagi atas 3 jenis :
a. Line Authority (wewenang lini), wewenang manajer yang
bertanggung jawab langsung, diwujudkan dalam perintah secara langsung sebagai rantai
komando organisasi,diturunkan kebawah melalui tingkatan organisasi untuk
mencapai sasaran organisasi.
b. Staff Authority (wewenang staf), adalah hak yang dimiliki oleh
para staf atau para spesialis untuk memberi saran, rekomendasi atau konsultasi
kepada personalia lini. Hal ini tidak berarti staf mempunyai wewenang
memerintah lini untuk mengerjakkan sesuatu, hanya sebatas memberi saran,
rekomendasi atau konsultasi.
c. Functional
Authority (wewenang fungsional), wewenang anggota staf departemen
untukmengendalikan aktivitas departemen lain karena berkaitan dengan tanggung
jawab staf spesifik. Bila dilimpahi wewenang fungsional oleh manajemen puncak,
seorang staf spesialis mempunyai hak untuk memerintah satuan lini dimana hal
tersebut merupakan keahlian staf yang bersangkutan.
Perbedaan Wewenang dan Kekuasaan
Kekuasaan sering disamakan dengan wewenang padahal keduanya
mempunyai arti yang berbeda meskipun kekuasaan dan wewenang sering ditemui bersama.Wewenang
adalah hak untuk melakukan sesuatu sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk
melakukan hak tersebut. Wewenang tanpa adanya kekuasaan atau kekuasaan tanpa
wewenang akan menimbulkan konflik dalam suatu organisasi, oleh karenanya
keduanya harus berjalan beriringan. Kekuasaan ada2,yaitu : kekuasaan posisi dan
kekuasaan pribadi. Kekuasaan posisi timbul dari wewenang yang formal dalam
suatu organisasi, besarnya kekuasaan yang diperoleh tergantung dari seberapa
besar wewenang tersebut diberikan kepada individu yang menduduki posisi
tertentu. Kekuasaan pribadi didapatkan dari para bawahan atau pengikut atas
dasar rasa kagum,respeck dan keterikatan mereka pada seorang pemimpin
Sumber – Sumber Kekuasaan
1. Kekuasaan balas jasa, kekuasaan ini berasal
dari sejumlah balas jasa positivseperti : jenjang karir,perlindungan,uang, dan
sebagainya yang diberikan kepada penerima untuk melaksanakan suatu perintah.
2. Kekuasaan paksaan, kekuasaan ini berasal
dari apa yang dirasakan orang bahwa suatu hukuman seperti : dipecat dan ditegur
akan diterima apabila mereka tidak melaksanakan perintah pimpinan.
3. Kekuasaan sah, kekuasaan ini berkembang
dari nilai – nilai intern yang berpendapat bahwa seorang pimpinan mempunyai hak
untuk mempengarui bawahan dan seseorang atau bawahan mempunyai suatu kewajiban
untuk menerima pengaruh tersebut.
4. Kekuasaan mengendalikan informasi,
kekuasaan ini berasal dari pengetahuan yang dimiliki seseorang dan orang lain
tidak memilikinya.
5. Kekuasaan panutan, kekuasaan ini
berdasarkan identifikasi atau penilaian orang – orang kepada seorang pimpinan
dan menjadikan pimpinan tersebut sebagai panutan karena memiliki karisma
pribadi, keberanian, dan sifat – sifat
yang lain.
6. Kekuasaan ahli,hasil dari ilmu dan keahlian
seorang pemimpin dalam bidangnya.
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi
dapat disimpulkan bahwa koordinasi adalah suatu usaha kerja samaatau proses
pengintegrasian antar unit, bidang atau departemen untuk mencapai suatu tujuan
secara efisien. Tanpa koordinasi setiap individu, bagian, unit atau departemen
akan kehilangan pegangan dalam menjalankan organisasi. Wewenang adalah hak yang
dimiliki seseorang untuk memerintah orang lain agar melakukan hal tertentu
sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Wewenang seperti halnya syarat
dalam tubuh manusia.Tanpa otak dan syaraf tubuh manusia tidak dapat
berfungsi.Delegasi dapat di definisikan sebagai perlimpahann wewenang dan
tanggung jawab formal kepada orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu.
Delegasi selalu berkaitan erat dengan wewenang, oleh sebab itu maka terdapat
istilah delegasi wewenang. Oleh karena itu baik koordinasi, delegasi maupun
wewenang harus dijalankan secara selaras agar dapat mencapai suatu tujuan organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko T Hani,Manajemen,edisi kedua,BPFE- Yogyakarta,1984